4. Daya

Sebelumnya kita telah mempelajari konsep usaha tanpa memperhitungkan besaran waktu. Misalnya ketika mengangkat sebuah peti kayu hingga ketinggian tertentu, kita membutuhkan sejumlah usaha. Peti kayu yang kita angkat dengan sejumlah usaha tentu saja memerlukan selang waktu tertentu untuk berpindah dari kedudukan awal ke kedudukan akhir. Sekarang kita akan mempelajari pokok bahasan daya, sebuah besaran fisika yang menyatakan hubungan antara usaha dan waktu.

Daya didefinisikan sebagai kecepatan melakukan usaha atau kemampuan untuk melakukan usaha tiap satuan waktu.

Secara matematis dituliskan:

dengan:

P = daya ( J/s)

W = usaha ( J)

t = waktu (s)

Berdasarkan persamaan ini, dapat disimpulkan bahwa semakin besar laju usaha, semakin besar Daya. Sebaliknya, semakin kecil laju Usaha maka semakin kecil laju Daya. Yang dimaksudkan dengan laju usaha adalah seberapa cepat sebuah usaha dilakukan.

Karena W = F . s , maka persamaan di atas dapat menjadi

dengan:

P = daya ( J/s)

F = gaya (N)

v = kecepatan (m/s)

Daya merupakan besaran skalar, besaran yang hanya mempunyai nilai alias besar, tidak mempunyai arah. Dalam SI, satuan daya adalah joule/sekon atau watt dimana 1 watt = 1 J/s. Untuk keperluan praktis, terutama dalam bidang teknik, satuan daya yang digunakan adalah daya kuda atau horse power (hp) atau paarde kracht (pk) dimana: 1 hp = 746 watt.

Kalau kita perhatikan lampu pijar, maka energi listrik yang diberikan kepada lampu lebih besar dari energi cahaya yang dihasilkan lampu. Perbandingan antara daya keluaran (output) dengan daya masukan (input) dikali 100%, disebut efisiensi

Efisiensi tidak mempunyai satuan maupun dimensi

Leave a comment