F. Ketidakpastian dalam Pengukuran

Versi Bahasa Inggris (klik disini)

Bila seorang ilmuwan mengatakan bahwa ada ketidakpastian dalam suatu pengukuran, hal ini bukan berarti mereka tidak menerima hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian selalu muncul dalam pengukuran. Dengan kata lain, ketidakpastian merupaakan sifat alamiah dari suatu pengukuran. Ketidakpastian dalam pengukuran dapat berupa ketidakpastian acak dan ketidakpastian sistemik.

1. Ketidakpastian acak

Ketidakpastian acak tidak memperlihatkan adanya pola tertentu dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Nilai-nilai yang dapat diukur berubah secara acak disekitar nilai rata-rata. Ketidakpastian acak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya:

  • Gambar 10. Beragam posisi saat membaca skala

    Gambar 10. Beragam posisi saat membaca skala

    Orang yang berbeda mungkin membaca hasil pengukuran dengan cara yang sedikit berbeda (gambar 10)

  • Alat ukur mungkin mengalami sedikit perubahan ketika berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
  • Pengukuran yang berbeda mungkin menggunakan alat ukur yang sedikit berbeda.

Ketidakpastian acak dapat dikurangi dengan melakukan pengukuran secara berulang sehingga nilai rata-rata akan makin mendekati nilai sebenarnya.

2. Ketidakpastian sistemik

Ketidakpastian sistemik menggeser semua nilai yang terukur dari nilai sebenarnya dengan nilai yang sama. Kesalahan ini sangat mempengaruhi keakuratan pengukuran karena nilai-nilai yang diukur menyimpang dari nilai yang sebenarnya. Kesalahan ini dapat terjadi bila alat ukur mengalami kesalahan pengaturan atau tidak dikalibrasi secara benar.

Ketidakpastian sistemik sangat sulit dihindari. Salah satu cara mengurangi ketidakpastian sistemik adalah dengan mengukur terlebih dahulu benda yang nilainya sudah diketahui dengan pasti. Benda yang sudah diketahui nilainya disebut benda standar. Cara seperti ini dikenal dengan istilah kalibrasi alat.

Leave a comment